1. Rencanakan Sarana dan Prasarana Laboratorium
Ya, salah satu cara menghindari kecelakaan di laboratorium dimulai dari rencana sarana dan prasarana pada laboratorium itu, jauh sebelum pekerjaan laboratorium yang sebenarnya dilakukan. Karena terdapat banyak jenis pekerjaan laboratorium, perlu dipikirkan sarana dan prasarana apa sajakah yang diperlukan untuk menjalani kerja nanti di laboratorium itu. Sebagai contoh, pekerjaan dengan menggunakan atau yang menghasilkan gas akan memerlukan ventilasi yang ideal pada ruangan laboratorium. Misalnya, proses pembakaran yang terjadi pada laboratorium tanpa ventilasi memadai akan mengakibatkan pekerja keracunan gas karbon dioksida dan karbon monoksida. Oleh karenanya, ruangan baiknya dirancang memiliki jumlah dan ukuran jendela yang ideal atau terdapat pemasangan exhaust. Sarana dan prasarana laboratorium yang juga penting adalah keberadaan alat-alat penunjang penelitian yang cocok dengan tujuan laboratorium itu. Sebagai contoh, dalam sebuah laboratorium kimia yang akan bekerja dengan senyawa-senyawa organik mudah menguap baiknya menyediakan lemari asam (fume hood). Bekerja dengan senyawa-senyawa itu tanpa menggunakan lemari asam meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan laboratorium dan menurunkan kesehatan pekerja laboratorium akibat paparan terhadap senyawa. Meskipun sudah dicegah sedemikian rupa, resiko terhadap kecelakaan laboratorium masih ada, hingga diperlukan alat-alat penanganan pertama terjadinya kecelakaan di laboratorium. Untuk mengetahui alat-alat apa saja yang perlu diinstalasi pada laboratorium itu, perlu diketahui resiko terjadinya kecelakaan terlebih dulu sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Misalnya, pada laboratorium kimia terdapat resiko kebakaran sehingga diperlukan instalasi Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan sprinkler kebakaran dengan sensor terhadap asap. Selain itu, laboratorium dengan pekerjaan yang memiliki resiko terjadinya percikan senyawa korosif ke bagian tubuh baiknya menginstalasi wastafel yang mudah dijangkau. Dengan ini, resiko terjadinya kecelakaan yang sangat merugikan jadi minimal karena sudah terdapat proteksi terhadap resiko yang mungkin terjadi. Dengan banyaknya sarana dan prasarana di laboratorium yang menunjang kerja dan keselamatan kerja, akan jadi semakin sulit mengetahui performa alat secara individual. Oleh karenanya, diperlukan pengecekan kondisi dan kalibrasi alat yang dilakukan secara berkala. Hal itu jadi sangat penting karena adanya defek pada alat dapat jadi bahaya untuk para pekerja laboratorium. Sebagai contoh, seorang pascasarjana dari University of California, Santa Barbara (UCSB) pernah jadi korban ledakan labu vakum akibat adanya retak pada labu. Dalam kasus itu, untungnya pekerja laboratorium selamat, akan tetapi kehilangan banyak darah akibat pecahan gelas yang beterbangan. Sebaiknya seluruh peralatan yang akan digunakan dicek baik-baik sebelum digunakan, dan dilakukan pengecekan berkala pada peralatan laboratorium untuk memastikan fungsinya masih baik. Penggunaan sepatu safety juga sangat penting perannya untuk melindungi Anda dari tertimpa benda saat bekerja. Anda bisa mencarinya di tempat jual sepatu safety online terpercaya. 2. Kenali Bahan yang Digunakan Pekerjaan dalam laboratorium biasanya menggunakan berbagai macam jenis bahan, dari bahan yang sangat umum ditemukan sampai bahan-bahan yang bahkan namanya pun sulit diingat. Akan tetapi, perlu di ketahui semua jenis bahan yang akan digunakan didalam laboratorium, karena setiap bahan memiliki karakteristik masing-masing sehingga diperlukan cara penanganan khusus. Karakteristik bahan-bahan yang mirip dapat digolongkan jadi satu hingga lebih mudah dipahami dari segi penanganannya. Peraturan Pemerintah (PP) Nomer 101 tahun 2014 tentang Bahan Berbahaya dan Beracun telah mencantumkan penggolongan bahan-bahan yang beresiko atau mencemari lingkungan hidup. Bahan-bahan itu dapat digolongkan jadi bahan mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius, korosif, dan beracun. Sebagian besar bahan yang digunakan di laboratorium merupakan bahan-bahan yang tergolong berbahaya, sehingga dengan penggolongan itu diharapkan dapat diketahui cara penanganan yang tepat. Penggolongan bahan-bahan kimia dapat diketahui dari label yang berada diluar kemasan bahan itu. Untuk tahu lebih jauh tentang bahan yang akan digunakan, perlu di ketahui dengan pasti identitas bahan yang akan digunakan. Setelah itu, diperlukan pengetahuan pada karakteristik khusus bahan itu. Salah satu caranya adalah dengan melihat Material Safety Data Sheet (MSDS) bahan yang akan digunakan. Pada MSDS terdapat karakteristik fisika, kimia, kestabilan, sampai resiko yang bisa terjadi terkait bahan itu selama pengerjaan di laboratorium. Bahkan, terdapat bab khusus tentang penanganan secara khusus bahan itu yang tercantum didalam MSDS, sehingga penting untuk jadi perhatian. Bagaimana bila identitas bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan di laboratorium tidak di ketahui? Dalam kasus itu, selalu berhati-hatilah dan anggaplah bahan itu berbahaya sebelum terbukti tidak berbahaya. Dalam masalah itu, jaga jarak aman dengan bahan, hindari pemanasan, kontak secara langsung dengan bahan, sampai pencampuran antara bahan itu dengan bahan lain untuk menghindari reaksi kimia yang tidak diinginkan. 3. Patuh pada Peraturan Laboratorium Semua laboratorium yang baik tentu memiliki peraturan tentang tatacara kerja pada laboratorium itu. Meskipun sarana dan prasarana laboratorium sudah memadai dan pengetahuan tentang bahan telah dikuasai, bila peraturan di laboratorium tidak dijalankan maka resiko kecelakaan terjadi akan tetap tinggi. Oleh karenanya, diperlukan setidak-tidaknya prosedur operasional standard (SOP) dan tata tertib yang perlu ditaati di laboratorium. Sebagai contoh, perlu di buat SOP untuk menggunakan setiap peralatan yang terdapat didalam laboratorium. Bahkan, SOP itu baiknya dicetak dan ditempel di dekat peralatan itu agar mudah dijangkau siapapun yang akan menggunakannya. SOP juga dapat dijalankan dengan melakukan pelatihan khusus pada pekerja laboratorium, misalnya setelah pembelian peralatan baru. Terakhir, hal yang paling penting adalah menjaga keamanan diri sendiri dengan menggunakan berbagai pengaman dari kecelakaan yang mungkin terjadi. Meskipun suatu pekerjaan sangat rutin dilakukan dan kelihatannya memiliki resiko rendah untuk menyebabkan kecelakaan laboratorium, tidak ada salahnya menggunakan berbagai pengaman untuk tubuh Anda. Alat pengaman utama yang perlu digunakan adalah jas laboratorium dan kacamata laboratorium. Jas laboratorium menghindari kontak pada anggota tubuh dengan percikan bahan-bahan korosif seperti asam kuat, sedangkan kacamata laboratorium menghindari kontak mata dengan percikan, debu, ataupun gas berbahaya. Baiknya dipilih jas laboratorium dengan lengan panjang untuk memaksimalkan proteksi. Kedua alat pengaman itu merupakan standard pengaman diri pada laboratorium, tetapi pada beberapa laboratorium khusus bisa jadi diperlukan alat pengaman yang berbeda. Misalnya pada laboratorium yang bekerja dengan senyawa radioaktif pemancar partikel berenergi tinggi, diperlukan pakaian khusus yang mirip astronot.
0 Comments
Leave a Reply. |
GumbalidHello Gumbals :) Archives
March 2017
Categories |